It's My World

Jangan pernah bosan dengan postingan dari Acil Yang sangat beragam ya, Enjoy and Happy Sanak..

Saturday, December 29, 2012

Sejarah EMS (Enviroment Management System)


Seiring dengan perumusan Standar Internasional ISO seri 14000 untuk bidang manajemen lingkungan sejak 1993, maka Indonesia sebagai salah satu negara yang aktif mengikuti perkembangan ISO seri 14000 telah melakukan antisipasi terhadap diberlakukannya standar tersebut. 
Dalam mengantisipasi diberlakukannya standar ISO seri 14000, Indonesia sudah aktif memberikan tanggapan terhadap draf standar ISO sebelum ditetapkan menjadi Standar Internasional. Hal ini dilakukan dengan pembentukan Kelompok Kerja Nasional ISO 14000 oleh Bapedal pada tahun 1995 untuk membahas draf standar ISO tersebut sejak tahun 1995. Anggota Kelompok Kerja tersebut berasal dari berbagai kalangan, baik Pemerintah, Swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat, maupun pakar pengelolaan lingkungan. 
Kementerian Lingkungan Hidup (Bapedal pada waktu itu) dan Badan Standardisasi Nasional (BSN) bekerjasama dengan Kelompok Kerja Nasional ISO 14000 dan berbagai stakeholders sejak tahun 1995 mengkaji, menyebarkan informasi, dan melakukan serangkaian kegiatan penelitian dan pengembangan penerapan Sistem Manajemen Lingkungan. Berdasarkan hasil pembahasan dengan “stakeholders” di Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup menyadari potensi penerapan Sistem Manajemen Lingkungan bagi peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan, peningkatan peran aktif pihak swasta dan promosi penerapan perangkat pengelolaan lingkungan secara proaktif dan sukarela di Indonesia.
Pada tahun 1996-1998, serangkaian seminar, lokakarya, penelitian dan proyek percontohan Sistem Manajemen Lingkungan telah diprakarsai oleh Kementerian Lingkungan Hidup, bekerjasama dengan BSN dan berbagai pihak. Rangkaian kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menjadi investasi awal bagi penerapan ISO 14001 di Indonesia dalam menumbuhkan sisi “demand” maupun “supply” menuju mekanisme pasar yang wajar. Setelah itu, muncullah beberapa penyelenggara pelatihan, jasa konsultasi, jasa sertifikasi dan perusahaan-perusahaan yang menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan. Seiring dengan tumbuhnya populasi para pemain dalam pasar penerapan ISO 14001 di Indonesia, Kementerian LH selanjutnya lebih menfokuskan diri pada peran fasilitator dan pembina kepada semua pihak dalam penerapan ISO 14001 di Indonesia. Peran motor penggerak diharapkan dapat dilanjutkan oleh dunia usaha itu sendiri, sesuai dengan jiwa penerapan Sistem Manajemen Lingkungan yang bersifat proaktif dan sukarela.
Dengan perannya sebagai fasilitator dalam pengembangan ISO 14000 di Indonesia, Kementerian LH menyediakan media bagi semua pihak yang berkepentingan untuk aktif dalam program pengembangan standar ISO 14000, yaitu melalui Kelompok Kerja Nasional ISO 14000 (Pokjanas ISO 14000). Kelompok kerja tersebut sampai saat ini masih aktif dalam melaksanakan diskusi-diskusi membahas penerapan standar ISO 14000. Sekretariat Pokjanas ISO 14000 tersebut difasilitasi oleh Kementerian LH cq. Asisten Deputi Urusan Standarisasi dan Teknologi.
Supaya menfasilitasi penerapan standar ISO 14001 di Indonesia dan mempermudah penerapan dilapangan serta untuk menyamakan persepsi mengenai pelaksanaannya, maka Kementerian LH bekerjasama dengan BSN telah melakukan adopsi terhadap beberapa Standar Internasional ISO 14000 menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI). Standar yang telah diadopsi tersebut diantaranya :
1.      Sistem Manajemen Lingkungan-Spesifikasi dengan Panduan Penggunaan (SNI 19-14001-1997)
2.      Sistem Manajemen Lingkungan-Pedoman Umum Prinsip Sistem dan Teknik Pendukung (SNI 19-14004-1997)
3.      Pedoman Audit Lingkungan-Prinsip Umum (SNI 19-1410-1997)
4.      Pedoman Untuk Pengauditan Lingkungan - Prosedur Audit - Pengauditan Sistem Manajemen Lingkungan (SNI 19-14011-1997)
5.      Pedoman Audit untuk Lingkungan – Kriteria Kualifikasi untuk Auditor Lingkungan (SNI 19-14012-1997) 

Standar ISO 14001 ternyata mendapat sambutan positif dari kalangan industri di Indonesia. Sejak ditetapkannya ISO 14001 menjadi standar internasional dan diadopsi menjadi SNI 19-14001-1997 sampai saat ini tercatat lebih dari 248 (dua ratus empat puluh delapan[1]) sertifikat ISO 14001 untuk berbagai unit organisasi perusahaan di Indonesia yang dengan sukarela menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001. Kecenderungan peningkatan penerapan Standar ISO 14001 dapat menjadi salah satu indikator peningkatan kesadaran industri terhadap pengelolaan lingkungan. Faktor pendorong yang lain adalah antisipasi industri terhadap potensi adanya persyaratan dagang dan industri yang diwajibkan oleh “buyer” untuk menerapkan ISO 14001. Selain kedua hal di atas, penerapan ISO 14001 juga di pacu oleh adanya program internal dari beberapa “holding company” untuk menerapkan ISO 14001 pada anak perusahaannya.

Kursi Kantor Ergonomis

Kursi ergonomis adalah kursi kerja yang dirancang secara khusus untuk menjaga postur dan menghindari risiko cedera punggung yang disebabkan karena duduk berjam-jam di depan komputer. Kursi ergonomis yang baik akan meningkatkan kenyamanan dan produktivitas kerja penggunanya.
Alasan saya memilih kursi ini karena bagus untuk dipakai dalam bekerja perkantoran yang membutuhkan waktu lama duduk melakukan berbagai aktifitas seperti mengetik, menulis ataupun sedang berbincang. Kursi tersebut masuk dalam criteria ergonomis untuk bekerja karena tingginya bisa diatur, pegangan tangan nyaman terbuat dari busa, bawah kursi beroda yang memudahkan sipemakai untuk mondar mandir tanpa harus berjalan, tempat duduk serta sandaran yang nyaman dan paling penting mengikuti bentuk tubuh sipemakai. Hal ini lah yang membuat kursi tersebut menjadi ergonomis untuk bekerja. Diharapkan kursi ini dapat mengurangi tekanan dalam bekerja mulai dari tekanan pekerjaan dan kesehatan.
Kursi tersebut masuk dalam criteria ergonomis yaitu :
1.      Adjustable Seat Height. Dudukan yang dapat diatur ketinggiannya sehingga telapak kaki dapat dengan tepat membentuk sudut 90 derajat terhadap permukaan lantai. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadin tekanan yang berlebih pada paha dan betis pengguna kursi tersebut.
2.      Adjustable Backrest Pressure. Tekanan pada sandaran dengan daya pegas, sehingga Anda dapat menyesuiakannya dengan tinggi badan, berat tubuh serta preferensi duduk penggunanya.
3.      Adjustable Backrest Height. Pengaturan ketinggian pada sandaran dimaksudkan agar, sandaran kursi yang berfungsi sebagai sebuah penopang daerah belakang punggung dapat disesuaikan dengan pas. Fitur ini dapat meringankan beban pada tulang belakang punggung Anda dan mempertahankan bentuk “S” alami dari tulang belakang.
4.      4D Adjustable Armrest. Pengaturan pada sandaran tangan yang mampu disesuaikan dengan aktivitas penggunanya. Dimana sandaran tangan tersebut dapat diatur ketinggiannya, lebar, dan sudutnya. Adanya pengaturan pada sandaran tangan ini dimaksudkan agar posisi siku dapat secara tepat membentuk sudut 90 derajat terhadap bidang kerja.
5.      Sliding Seat. Penyesuaian pada dudukan dengan cara menggeser ke depan dan ke belakang. Fitur  sliding seat ini berfungsi untuk menjaga panggul Anda tetap pada posisi yang benar pada anatomi lekukan dudukan.

Membuat tas kertas dari bekas bungkus kertas Rim

Sanak, Acil punya suatu tips yang baru. menurut Acil si ini bermanfaat, karena memanfaatkan barang bekas yang ada di rumah sanak. Di rumah sanak pasti pernah membeli kertas yang langsung 1 rim, dengan berbagai  macam jenis dan merk. Cara membuatnya sangat mudah, alat dan bahannya pun tidak susah untuk mendapatkannya. Kita liat yuks apa aja yang diperlukan dalam membuat tas dari kertas bekas pembungkus kertas rim.

Bahan dan alat yang diperlukan sangat sederhana yaitu :
o   Bungkus bekas kertas rim merk apa saja.
o   Lem perekat kertas
o   Kertas bekas dan buffalo bekas
o   Gunting
Tali sepatu bekas


 cara membuatnya sangat gampang sanak :
1. Kertas pembungkus yang ada dibuka secara perlahan, sehingga terlihat seperti lembaran saja.
2. Ambil kertas bekas yang tidak terpakai dan kertas keras seperti karton bekas atau bufallo bekas.
3. Tempel kertas bekas pada sisi samping lipatan kertas, ini bertujuan agar kertas bungkus menjadi lebih kuat.
4. Kertas karton atau bufallo bekas diukur, lalu digunting sesuaikan dengan ukuran lipatan bawah kertas bungkus.
5. setelah sesuai digunting kemudian ditempel. Ini bertujuan agar kertas bungkus menjadi lebih kuat menahan beban dibagian bawah.
6. Dilipat kembali kertas bungkus sesuai dengan alur lipatan sebelumnya, tekuk bagian samping sebelum diberi lem agar seperti kertas bungkus dan agar lebih banyak membuat barang.
7. Rapihkan kemudian pada bagian atas yang tidak ada bagian bawah kertas kuat, diberi lubang untuk diberi tali pada kedua bagian sisinya.
8. Diberi simpul diujung kedua tali tersebut, dan taaarrrraaa jadilah tas dari kertas bungus bekas.

Semoga bermanfat ya sanak, mari kurangi sampah yang berserakan dirumah dengan kreatifitas kita. Buat sampah atau barang bekas disekitar rumah kita menjadi barang yang berguna. Sedikit tindakan kita sangat berarti untuk merawat bumi kita yang semakin hari semakin tua. ^_^ Selamat mencoba.









Friday, December 28, 2012

Tips menghadapi tahun baru 1

Waah tinggal beberapa hari lagi g kerasa udah mau taun baru lagi. Sanak semua pasti mempunyai kenangan indah, buruk atau apa lah itu pada tahun 2012. Menyambut tahun baru itu tidak perlu selalu dengan kembang api, jalan-jalan keliling kota ataupun makan-makan besar dengan teman. Yang jelas harus lebih memaknai resolusi untuk tahun depan, apakah sanak ingin lebih baik, tetap saja bahkan lebih buruk dari sebelumnya. Acil punya beberapa tips untuk mneyambut tahun baru dengan hal yang menurut acil sih positif. Yuks kita liat apa saja sih tips yang Acil berikan :



  • Kita perlu lihat kebelakang apa yang menjadi pengalaman kita baik itu buruk ataupun baik. Pengalaman yang baik bisa kita jadikan contoh untuk tahun depan agar bisa kita amalkan kembali, agar kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Sedangkan pengalaman yang buruk bisa kita jadikan sebagai renungan bahwa hal itu jangan sampai terjadi lagi. antisipasi agar tidak terulang dan bisa mengakibatkan hal yang lebih buruk dari pengalaman sebelumnya. Jadikan pengalaman sanak yang telah lalu sebagai guru bagi kalian. Karena pengalaman hanya kita yang mengalaminya.
  • Banyak-banyak beribadah pada tahun depan. Ini ni hal yang paling penting menurut Acil. Karena semakin tahun umur kita semakin bertambah, sehingga mengingatkan kita pada kematian. Mari dekatkan diri kita sanak dengan Tuhan. Tentunya sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Ini juga bermanfaat menambah keimanan dan ketaqwaan kita. Selain itu dengan banyak beribadah biasanya akan berimbas pada perilaku kita sehari-hari, menjadi lebih baik.
  • Jadikan masa depan sebagai batu loncatan kita untuk menjad ihal yang lebih baik. Jangan biarkan masa lalu yang kelam membuat kita tenggelam. Kuasai diri kalian dengan hal-hal positif. Buatlah gebrakan yang buat sanak tidak mungkin menjadi mungkin. Bukan kah sekarang ada semboyan yang mengatakan "Nothing Is Imposible".
  • Sanak semua sudah merancang untuk masa depan. Jangan sampai kalian tidak melakukannya, hal itu akan menjadi sia-sia. Percuma kalau sanak mempunyai rencana segudang kalau tidak diikuti dengan usaha sanak sendiri. Memang usaha pasti membutuhkn pengorbanan, tapi lihat apa efek yang terjadi pada sanak apabila semua itu terjadi. Pasti sanak menginginkan hal yang membuat kalian lebih baik, sejahtera bahkan makmur.
  • Ingat tidak ada masa depan yang suram tanpa ada usaha dari sanak untuk mengubahnya menjadi lebih bersinar. Tindakan kalian sangat berati untuk kehidupan sanak kedepan. Lakukan sekarang, jangan kata tidak atau malas hal itu akan membuat sanak jatuh kelubang kehancuran.
Mungkin tips dari Acil hanya itu dulu yaa, lain kali akan Acil tambahkan. Semoga Bermanfaat bagi sanak yang membaca. Happy new year dan praktekan aksimu secara nyata. Ingat Selalu berusaha dan berdoa ya sanak. ^__^

Kunjungan ke PT. Indofood CBP, materi disampaikan oleh Bapak Saidi


PT. Indofood CBP Kabupaten Tanah Laut berdiri pada tahun 1992, tetapi diresmikan pada tanggal 18 Desember 1993. Berdiri pada lahan kosong seluas 7 ha, dengan 2/3 bagian telah berdiri bangunan termasuk musolla, pabrik, koperasi dan lain-lain. Pengolahan mie instan tersebut semua dilakukan oleh mesin. Tetapi pada packaging hasil akhir semua dilakukan oleh manusia, selain itu juga untuk pergudangan. Hal ini bertujuan untuk membuka lapangan pekerjaan. Pembagian tenaga kerja pada pergudangan 99% laki-laki sedangkan pada packaging didominasi oleh perempuan. Setiap pekerjaan yang dilakukan selalu ada control, walaupun mesin yang bekerja karyawan tetap saja mengontrol keadaan pengolah berlangsung. Agar mie instan yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik. Untuk keselamatan para pekerja atau karyawan diberi kan aturan dan pengawasan yang ketat. Juga disediakan jaminan kesehatan agar mengurangi kecelakaan yang terjadi pada saat bekerja. Pada tahun 2010 tidak ada kejadian kecelakaan lebih tepatnya zero accident.
Bahan baku mie instan adalah tepung terigu dari bogasari dan proses pembuatan mie instan secara umum akan dijelaskan. Proses mixing adalah proses awal pada pengolahan mie. Pada tahap ini tepung terigu yang sudah berada di alat mixer dicampurkan dengan air dan bahan tambahan ( larutan alkali yang sudah dibuat sesuai dengan jenis mie yang akan diproduksi ) agar menjadi suatu adonan. Air yang dicampurkan harus sesuai, sehingga adonan tidak terlalu lembek atau terlalu keras. Proses Pengepresan (Pressing) adonan terigu beserta campurannya dibentuk menjadi suatu lembaran. Adonan dilewatkan pada pressing roll yang memiliki tingkat ketebalan yang berbeda-beda untuk mendapatkan lembaran panjang dengan ketebalan tertentu yang sesuai dengan standart. Adonan yang berjalan dari pressing roll pertama sampai dengan yang terakhir menyebabkan bentuk lembaran semakin tipis hingga mencapai ketebalan tertentu sesuai dengan jenis mie yang akan diproduksi. Setelah melalui roll press , maka adonan mie akan dibentuk suatu untaian dengan menggunakan alat sillter. Dengan mengatur kecepatan laju alat sillter untaian akan lebih merapat. Jadi mie yang terbentuk terlihat lebih rapi, rapat dan lebih padat. Kemudian adonan yang berbentuk untaian diubah menjadi bentuk gelombang dengan menggunakan waving net. Proses Frying merupakan proses dimana mie yang telah disteam akan digoreng menggunakan minyak goreng  yang sebelumnya telah dilakukan penyaringan dan pemanasan yang telah ditambahkan dengan antioksidan. Tujuan dari proses ini adalah untuk menurunkan kadar air yang berasal dari proses pengukusan (steaming). Cooling atau proses pendinginan merupakan suatu proses dimana mie yang telah melalui proses frying didinginkan/ ditiriskan di cooling box dengan suhu tertentu. Setelah dilakukan proses cooling, mie akan di wrapping dan packing.Wrapping merupakan pembungkusan mie dengan kemasan yang sesuai dengan mie yang telah dibuat. Kemudian mie yang telah dikemas diberi kode produksi dan tanggal kadarluarsa mie. Pada packing mie yang telah terkemas dan diberi kode produksi, kemudian ditumpuk pada karton kemasan sejumlah yang telah ditentukan, kemudian mie diberi lakban. Tujuan dari pemberian kemasan adalah untuk melindungi produk dari kotoran, debu dan penggangu lainnya yang dapat menurunkan kualitas mie.
Kemasan mie instan yang cup noodle terbagi dua, ada yang dari steorofom dan plastik. Khusus kemasan yang menggunakan bahan dasar steorofom mereka mempercayakan dengan perusahaan yang memang sudah terpecaya dalam mengemas bahan makanan, yaitu food grade. Ada pemantauan dari Quality Control (QC) agar tetap aman digunakan oleh konsumen. Dibawah cup steorofom terdapat simbol bahwa dia tidak berbahaya diseduh dengan air panas sekalipun. Hal ini membuat para konsumen bisa bernafas dengan lega.
Mesin digunakan dalam satu minggu, dengan perawatan mesin yang rutin. Pada minggu malam, mesin tetap dalam keadaan nyala tetapi gigi nya dimatikan yang berarti stop atau berhenti memproduksi sejenak. Maka setiap hari minggu mesin diservis full. Semua mesin yang ada diperiksa agar mengurangi resiko kerusakan yang lebih besar. Kipas nagin yang ada pada mesin pendingin (cooling) setiap jam harus dikontrol, untuk membersihkan debu-debu yang ada atau menempel pada kipas angin.
Ratio produksi dilihat dari pangsa pasar (sesuai permintaan dari marketing) yang nantinya akan diproduksi. Sehingga peran marketing disini sangatlah penting untuk mengatur agar produksi tidak kurang dan tidak lebih. Kapasistas produksi yang dihasilkan ada 2 yaitu 20.680 / jam dan 18.000 / jam.atau tergantung dari raw material itu sendiri. Penipuan undian yang beralaskan diselenggarakannya oleh pihak  PT. Indofood CBP Kabupaten Tanah Laut sering terjadi. Sehingga penipuan pun tak terelakkan lagi. Ada konsumen yang mendapati kemasan mie instan dengan kondisi yang sudah berubah, ujung kemasan dibuka sedikit lalu dimasukan kupon undian lalu dlem dengan lem castol. Sehingga konsumen dihimbau agar berhati-hati agar tidak terjebak penipuan.
System pergudangan memakai FIFO (First In First Out), dalam metode ini, barang yang pertama kali produksi (persediaan lama) adalah yang pertama kali dijual. Keuntungan menggunakan FIFO adalah pada ending inventory tercatat harga yang terbaru, sehingga lebih menggambarkan kondisi sebenarnya. Maksimal penumpukan pada kardus mie instan adalah 8 tumpukan.
Limbah pada pabrik tersebut dibagi menjadi dua, yaitu limbah padat dan cair. Limbah padat yang dihasilkan adalah berupa plastik, kertas karton, kertas dan mie yang tidak layak konsumsi seperti terjatuh. Penanganan yang dilakukan dengan mengumpulkan benda tersebut menjadi satu dengan memisahkan terlebih dahulu apabila tercampur kemudian dibakar. Sedangkan pada limbah cair khusus yang bercampur minyak dipisahkan terlebih dahulu agar bisa diangkat dan menjadi padat sehingga bisa dibakar. Sedangkan limbah cair yang lainnya diberi perlakuan khusus dengan diberi lumpur aktif sebagai alatnya. Lumpur aktif seperti mikroba yang memakan limbah cair yang ada, sehingga limbah menjadi makanan favoritnya. Dengan lumpur aktif air menjadi jerrnih maka pada saat dialirkan ke sungai dalam keadaan jernih. Uniknya lagi apabila tidak beroprasi menghasilkan produk mikroba ini diberi makan sehingga tidak mati. Mereka memakai system pengolahan air bersih (water treatment) dan pengolahan limbah cair (waste water treatment).

Material Requertment Planning (MRP) dan Material Resource Planning (MRP II)


MRP merupakan konsep manajemen produksi yang berbicara mengenai cara tepat perencanaan kebutuhan barang dalam berproduksi. MRP dalam keberadaannya memanfaatkan kemampuan komputer untuk menyimpan dan mengolah data yang berguna dalam operasionalisasi aktifitas perusahaan. MRP mampu mengkoordinasikan berbagai fungsi dalam perusahaan manufaktur seperti teknik, produksi, dan pengadaan. Oleh karenanya, MRP menarik tidak hanya menunjang decision making tetapi juga total perannya mendukung aktifitas perusahaan. Pada dasarnya MRP terdiri dari jadwal induk produksi, daftar material, dan catatan persediaan. Berdasarkan informasi dari jadwal induk produksi diketahui permintaan suatu produk akhir. Lantas, dengan mengetahui komponen yang membentuk produk akhir, status persediaan, waktu tenggang untuk memesan bahan maupun merakit komponen disusun suatu perencanaan kebutuhan dari komponen yang diperlukan. Output MRP tidak lain berbentuk jadwal pesanan pembelian komponen kepada supplier atau bagian produksi dalam pengerjaan perakitan komponen tertentu. Product explosion demikian terjadi karena demand produk akhir di pecah ke dalam demand dari berbagai komponen produk tersbut. Demand yang uniform dari satu periode ke periode lain menempatkan ukuran lot optimal dapat dicari menggunakan metode EOQ, dan sebaliknya yang tidak uniform metode lot-for-lot, part period balancing, period order quantity layak memperoleh perhatian penggunaannya. Terbersit ingin merencanakan kebutuhan barang dalam produksi maka teringat Material Requirements Planning salah satu solusinya.

Ada beberapa pengertian dari MRP, antara lain adalah sebagai berikut :
1.      Material Requirement Planning (MRP) merupakan suatu teknik atau prosedur logis untuk menterjemahkan Jadwal Produksi Induk (JPI) dari barang jadi atau end item menjadi kebutuhan bersih untuk beberapa komponen yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan JPI. MRP ini digunakan untuk menentukan jumlah dari kebutuhan material untuk mendukung Jadwal Produksi Induk dan kapan kebutuhan material tersebut dijadwalkan. (Orlicky,et al., 1994).
2.       Material Requirement Planning (MRP) merupakan sistem informasi berbasis komputer yang didisain untuk memesan dan menjadwalkan permintaan (raw material, komponen dan sub assemblies) dengan cara yang terkoordinasi.(Oden,et al., 1998)
3.       Material Requirement Planning (MRP) merupakan aktivitas perencanaan material untuk Seluruh komponen dan raw material (bahan baku) yang dibutuhkan sesuai dengan Jadwal Produksi Induk (JPI) yang sama halnya dengan demand / permintaan per komponen (John A. White, et al., 1987).

Sistem MRP merupakan strategi material proaktif. MRP melihat ke masa depan dan mengidentifikasi material yang akan diperlukan, jumlahnya, sumber yang tepat, untuk penempatan yang tepat dan pada waktu yang tepat. Dengan adanya perencanaan dan penjadwalan kebutuhan persediaan material yang tepat maka perusahaan diharapkan dapat mengoptimalkan persediaan yang secara tidak langsung juga akan meminimalkan biayapersediaan (inventory cost). Sistem MRP sangat membantu dalam perencanaan produksi untuk merencanakan kebutuhan bahan baku dengan waktu pemesanan yang tepat sehingga dapat meningkatkan efisiensi biaya. MRP lebih tepat diterapkan pada perusahaan yang terlibat dalam operasi manufaktur yang menghasilkan kuantitas produk yang besar. (Chase, Jacobs, dan Aquilano-2004).

Perencanaan MRP ini mencakup semua kebutuhan akan semua komponen MRP yaitu kebutuhan material, dimana terdapat dua fungsi dengan diterapkannya MRP yaitu Pengendalian persediaan dan Penjadualan produksi. Sedangkan tujuan dari MRP itu sendiri adalah untuk menentukan kebutuhan sekaligus untuk mendukung jadwal produksi induk, mengendalikan persediaan, menjadwalkan produksi, menjaga jadwal valid dan up-to date, serta secara khusus berguna dalam lingkungan manufaktur yang kompleks dan tidak pasti.
Ada empat tahap dalam proses perencanaan kebutuhan material, tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Netting (Perhitungan kebutuhan bersih)
Netting adalah proses perhitungan kebutuhan bersih yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan persediaan.
2. Lotting (Penentuan ukuran pemesanan)
Lotting adalah menentukan besarnya pesanan setiap individu berdasarkan pada hasil perhitungan netting.
3. Offsetting (Penetapan besarnya waktu ancang-ancang)
Offsetting bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk melaksanakan rencana pemesanan dalam memenuhi kebutuhan bersih yang diinginkan lead time.
4. Exploding (Perhitungan selanjutnya untuk level di bawahnya)
Exploding adalah proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat level dibawahnya, berdasarkan pada rencana pemesanan.

Dengan MRP ini, kita akan mendapatkan informasi mengenai :
1. Bahan dan komponen apa saja yang akan dipesan serta berapa banyak yang diperlukan.
2. Kapan waktu komponen tersebut akan dipesan.
3. Apakah komponen tersebut pemesanannya dipercepat, diperlambat atau dibatalkan.

Secara garis besar, out put MRP ini dibagi dalam tiga bagian, yaitu :
1. MRP Primary Report (Laporan Utama)
Primary Report atau yang biasa dikenal dengan MRP Report, nerupakan format laporan yang terdiri dari dua bentuk, yaitu format horizontal (dalam harian dan mingguan) dan format vertikal (dengan waktu dalam setiap harinya).
2. Action Report (Laporan Kegiatan)
Output ini biasa disebut dengan MRP Expection Report (laporan pengecualian), perencanaan MRP memfokuskan perhatian langsung terhadap kebutuhan item dan keputusan selama melakukan kegiatannya.
3. MRP Pegging Report (Laporan Penetapan MRP)
Output ini akan menyediakan sumber dari kebutuhan pada level tertinggi selanjutnya dalam Bill of material, seperti tiap pesanan perusahaan yang dikeluarkan dari item pada setiap kebutuhan kotor.

Dan yang terakhir adalah keuntungan dari MRP (Heizer,et.al., 1993) yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan pelayanan dan kepuasan pelanggan
2. Meningkatkan utilitas dari fasilitas dan tega kerja
3. Perencanaan persediaan dan penjadwalan menjadi lebih baik
4. Respon terhadap perubahan pasar semakin cepat
5. Mengurangi level persediaan tanpa mengurangi pelayanan pelanggan

Tujuan MRP (Material Requirement Planning)

Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
1. Meminimalkan Persediaan 
MRP menentukan berapa banyak dan kapan suatu komponen diperlukan disesuaikan dengan Jadwal Induk Produksi (JIP). Dengan menggunakan komponen ini, pengadaan (pembelian) atas komponen yang diperlukan untuk suatu rencana produksi dapat dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga dapat meminimalkan biaya persediaan.
2. Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengriman
MRP mengidentifikasikan banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan baik dari segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan waktu tenggang produksi maupun pengadaan atau pembelian komponen, sehingga memperkecil resiko tidak tersedianya bahan yang akan diproses yang mengakibatkan terganggunya rencana produksi.
3. Komitmen yang realistis
Dengan MRP, jadwal produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai dengan rencana, sehingga komitmen terhadap pengiriman barang dilakukan secara lebih realistis. Hal ini mendorong meningkatnya kepuasan dan kepercayaan konsumen.
4. Meningkatkan efisiensi
MRP juga mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan Jadwal Induk Produksi (JIP).
Dengan demikian terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan MRP (Material Requirements Planning), yaitu :
1. Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat
Kapan pekerjaan harus selesai atau material harus tersedia agar Jadwal Induk Produksi (JIP) dapat terpenuhi.
2. Menentukan kebutuhan minimal setiap item melalui sistem penjadwalan.
3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanaan.
Kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus dilakukan.
4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang harus direncanakan didasarkan pada kapasitas yang ada.

Resume Pelaksanaan Sistem MRP
ü  Menentukan kapan dan jumlah permintaan barang jadi dari master production schedule yang memperoleh input dari pesanan yang sudah ditetapkan ataupun dari kebutuhan yang diperkirakan.
ü  Menggunakan bill of materials  untuk mengkalkulasi permintaan gross dari setiap komponennya yang dimulai dari level  0 (parent item).
ü  Menggunakan bill of material dan inventory master file untuk menentukan kapan pemesanan dilakukan sekaligus kapan bahan tersebut sudah harus diterima agar jadwal yang ditetapkan master production schedule dapat dipenuhi.
ü  Menjalankan terus  MRP yang dimulai dari tempat dimana perubahan terjadi.

Penerus dengan persyaratan perencanaan material (MRP), maka mengintegrasikan perencanaan dari semua aspek (tidak hanya produksi ) dari manufaktur perusahaan . MRP-II meliputi fungsi-fungsi seperti usaha perencanaan, perencanaan produksi dan penjadwalan , kapasitasperencanaan kebutuhan, biaya pekerjaan , pengelolaan keuangan dan peramalan , pemrosesan order , shop floorcontrol , waktu dan kehadiran , pengukuran kinerja , danpenjualan dan operasi perencanaan. Lihat juga teknologi produksi dioptimalkan .
In the 1980s, MRP technology was expanded to create a new approach called manufacturing resources planning, or MRP II. "The techniques developed in MRP to provide valid production schedules proved so successful that organizations became aware that with valid schedules other resources could be better planned and controlled," Gordon Minty noted in his book Production Planning and Controlling. "The areas of marketing, finance, and personnel were affected by the improvement in customer delivery commitments, cash flow projections, and personnel management projections."
Minty went on to explain that MRP II "has not replaced MRP, nor is it an improved version of it. Rather, it represents an effort to expand the scope of production resource planning and to involve other functional areas of the firm in the planning process," such as marketing, finance, engineering, purchasing, and human resources. MRP II differs from MRP in that all of these functional areas have input into the master production schedule. From that point, MRP is used to generate material requirements and help production managers plan capacity. MRP II systems often include simulation capabilities so managers can evaluate various options.

Macam-macam jenis Jaket

Para sanak pasti gak asing lagi dengan benda yang satu ini. Benda ini sering digunakan kalau lagi cuaca sedang dingin, benda in ijuga melindungi kita dari sengatan matahari yang bisa membakar kulit kita. Betul, apalagi kalau bukan Jaket. Banyaknya penggemar jaket pada saat sekarang banyak para produsen mengeluarkan berbagai macam jenis jaket itu sendiri, tetapi fungsinya tetap sama yaitu melindungi kita pada saat dingin maupun dari sengatan matahari. Sekarang jaket bukan berfungsi sebagai pelindung tubuh indah kalian, tetapi sebagai fashion gaya kalian sanak.. Yuks kita lihat apa saja sih macam-macam jenis jaket tersebut.
Kardigan
♥ Kardigan, Baju hangat ini hasil rajutan dari benang wol dan dahulu sering digunakan di Inggris pada tahun antara 1797-1868. Nama kardigan itu sendiri (cardigan) diambil dari nama penciptanya yaitu panglima perang dan bangsawan inggris yaitu Earl Of Cardigan VII. Seragam pasukannya berupa baju rajutan berlengan panjang dari wol. Jenis pakaian itu lalu menjadi populer dan digunakan sebagai baju hangat dengan bukaan kancing dibagian depan. Pada 1950, benang wol diganti dengan serat sintetis seperti akrilik. Benang rajut juga muncul pada tahun 1970 sehingga membuat kardigan lebih berwarna, dan tahun 1980 ditemukan teknik rajut yang dapat menghasilkan gambar atau pola tertentu.
Sekarang Kardigan telah berkembang pesat tidak hanya sebagai baju hangat, melainkan juga sebagai tren Fashion anak muda. Sanak bisa menemukan beraneka ragam model kardigan di beberapa negara yang dibuat dengan menyesuaikan iklimnya. Di negara tropis kardigan biasanya dibuat dari bahan yang tidak terlampau tebal, sedangkan di daerah dingin bahan rajutan tebal merupakan pilihan utama.


Sweater
SweaterPada awalnya dikenal sebagai pakaian tenis dan golf di negara-negara musim dingin. Sweater lebih cepat menyerap keringat karena jenis rajutan dari benang katun. Di tahun 1930-1950 sweater mulai berkembang, tidak hanya sebagai pakaian hangat saja, tetapi juga sebagai pakaian pelengkap nan cantik. 



Pullovers





PulloversBaju hangat lengan panjang tanpa kerah tetapi biasanya ditambah aksen bulu-bulu pada lingkar kerahnya.Pullover ini awalnya dipakai sebagai seragam untuk para tentara pada saat Perang Dunia I. Kemudian, pada tahun 1920, pola pakaian ini mulai berubah pada lingkar lehernya, mulai dari round neck, dan V-neck.




jaket 

♥ Jaket dan Mantel, jaket merupakan baju lengan panjang dengan ristleting atau kancing dibagian muka sebagai pembuka. Jenis jaket bermacam-macam. Ada yang memakai tutup kepala dan ada yang tidak. Biasanya panjang jaket hingga mencapai pinggang. Dalam kebudayaan Inggris, jaket disebut juga dengan mantel dan berkembang mulai abad ke-19. Model jaket ini sangat banyak, dengan nama bergantung pada kebudayaan setiap tempat.

Blazer



♥ Blazer atau jas termasuk jenis jaket . Dikenal pertama kali saat para anggita Lady Margaret sebuah club dayung dari St John's College, Cambridge mengenakannya. Ketika itu jas masih masih disebut mantel. Pada 1837, angkatan laut kerajaan inggris juga membuat seragam berupa jas pendek dan berkancing.